Happy Class Happy Family
CATATAN HARIAN SEORANG GURU KELAS 6
VOLUME 2
#CHSGK6V2
#cleverteacherforcleverstudents
#HappyClassHappyFamily
#cleverteacherforcleverstudents
#HappyClassHappyFamily
Happy dalam
bahasa Indonesia artinya bahagia, senang, selamat, gembira, girang, untung,
suka hati, dan suka cita.
Happy Class
adalah definisi yang saya pakai sendiri untuk kegembiraan, kegirangan,
keuntungan karena semua warga kelasnya selalu bersuka hati dan bersuka cita.
Happy Family
juga definisi yang saya pakai sendiri untuk menggambarkan keluarga yang penuh
dengan kebahagiaan, keselamatan, kegembiraan, kegirangan, keuntungan karena
semua anggota keluargaya selalu bersuka hati dan bersuka cita.
*
Adalah sebuah tantangan yang luar biasa jika bisa menciptakan
suasana kelas yang happy. Suasana kelas yang penuh kebahagiaan. Bahagia karena
setiap masuk kelas anak murid terlihat cerah ceria, bersemangat luar biasa.
Bahagia karena anak murid bisa menyerap apa yang dipelajari setiap harinya.
Percayalah, jika saya bersemangat mereka semua juga akan bersemangat.
Percayalah, jika dari rumah anak
sudah bersemangat, di sekolah pun dia tak kalah bersemangat. Semangat dari
rumah bisa dimulai sejak anak bangun pagi, kemudian melakukan aktivitas
persiapan pergi ke sekolah. Sudah seharusnya anak sarapan dulu dari rumah,
bukan sekedar diberi uang jajan lalu mereka membeli makanan untuk sarapan.
Makanan yang dibuat dan dibawa dari rumah, saya yakin jauh lebih sehat.
Saya sering mengingatkan anak murid
kelas 6 untuk sarapan pagi, kenapa? Karena materi pelajaran di kelas ini jauh
membutuhkan konsentrasi dan tenaga yang lebih. Percayalah, saya juga selalu
sarapan pagi sejak saya masih SD dulu, bahkan hingga saat ini. Ibu saya selalu
mewajibkan saya sarapan pagi, sebab beliau sudah menyiapkan masakan khusunya
untuk semua anggota keluarga. Tugas masak ini tentunya bergantian dengan saya,
tergantung B (Bebi Jesi) bisa disambi atau tidak.
Percayalah, sarapan pagi, perut
kenyang itu membuat anak sehat dan bahagia. Bayangkan jika dia lapar dan harus
menyerap pelajaran. Bisa jadi yang dia pikirkan hanya jajan kemudian dan
konsentrasi buyar tidak karuan.
**
Bersyukur, Allah menggariskan saya lahir dari rahim
seorang ibu yang luar biasa. Ibu yang
sangat mengerti tentang pekerjaan anaknya. Beliau sangat memahami, bahkan lebih
dari saya memahami diri saya sendiri. Mungkin ini sudah sewajarnya dilakukan
oleh seorang ibu di dunia ini, tapi bagiku ibuku adalah pahlawanku. She is my hero.
Meskipun beliau sekarang sudah menua
tapi beliau bersedia mengasuh anak saya sendirian. Demikian dahsyat kekuatan
seorang cucu pertama bagi dirinya, sampai-sampai beliau tidak ingin cucu
kesayangannya diasuh oleh orang lain. Beliau ingin yang terbaik bagi anak dan
cucunya.
Sebagai anak, saya tidak bisa
membalas apapun. Hanya menanggung sebagian kecil keperluan rumah tangga sesuai
kemampuan saja, tidak lebih. Ini cara saya untuk membuat beliau bahagia.
Rasanya sudah cukup repot antara mengasuh BJ dan merawat Kakak Fatih. (Epidose
Kakak Fatih akan saya buatkan edisi khusus baginya).
Saya tidak akan pernah tega
membiarkan beliau juga berpikir tentang logistik rumah tangga. Saya membantu
pekerjaan rumah jika hanya sela, selebihnya nyambi saja. Pernah saya beri ide
untuk mencari rewang saja, tapi beliau tidak bersedia. Ya sudahlah, selama
beliau bahagia saya menurut saja. Yang penting beliau sehat dan bahagia. Itu
sudah cukup bagi saya. Tentang pekerjaan rumah dan sebagainya, inilah kewajiban
semuanya termasuk Ayahku dan suamiku. Mereka berdua bukan orang yang bisa
berpangku tangan jika rumah dilihat rumah sudah mulai berantakan.
***
Bersyukur, Allah memberikan pendamping hidup yang luar
biasa. Suami yang senantiasa pengertian dalam berbagai keadaan, berkenan berbagi
tugas tentang apapun meski beliau juga punya tugas dinas sendiri. Tugas yang
sudah sekitar 4 tahunan ini dijalani.
Beliau terbiasa bangun pagi sejak
pukul 03.30 pagi, demi segala persiapan bekal sarapan pagi. Beliau juga harus
menempuh perjalanan 41 km dari rumah dengan perjalanan mengendarai sepeda motor
setiap hari. Oleh sebab itu sebelum pukul 05.00 pagi beliau sudah harus
menembus dinginnya udara pagi, belum lagi jika udara sangat dingin atau hujan
yang sebentar lagi akan menghampiri.
Sebelum ada BJ (Bebi Jesi) saya
biasa membersamai. Tapi ketika BJ lahir, beliau tidak pernah mengeluh jika saya
tidak bisa mendampingi karena saya fokus menjaganya sepanjang malam. Sebisa
mungkin saya tidak mengeluh juga jika saya harus menjaga BJ sendirian jika malam.
Tapi sepertinya tidak demikian.
Beliau selalu care dan protective pada putri kecilnya, BJ. Beliau akan rela
jika harus kehilangan jam istrahat malam demi membuat BJ happy. Untungnya ini
tidak terjadi sepanjang malam. BJ termasuk anak yang baik dan bisa
dikendalikan. Ini mungkin terjadi karena semua yang mengelilinginya adalah
orang yang merawatnya dengan sepenuh hati. Suami saya adalah sumber energi saya
dalam menghadapi hidup, tidak hanya saat di sekolah tapi juga ketika di rumah. Jose is my hero. Dengannya saya selalu
merasa bahagia.
Semua yang suami dan ibu saya
lakukan semua karena cinta. Cinta beliau berdua yang dilandasi cinta
kepada-Nya. Saya juga ingin seperti mereka berdua. Mendampingi anak murid
dengan segenap cinta. Cinta yang akan menumbuhkan bahagia.
Karena keluarga yang bahagia akan
membuat anak bahagia. Karena anak yang bahagia, dia akan bahagia juga di
sekolah. Anak yang bahagia di sekolah tentu saja akan membuat gurunya bahagia.
Be Happy Always.
Always Be Happy.
Always BJ
****
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#day28
#ODOP_6
#day28
#814kata
#CleverClass
#CleverClass
Clever Class, Cilacap, 29 September
2018: 08.38.
Ibu Jesi.
Ibu Jesi.
*****
Posting Komentar untuk "CHSGK6V2 : HAPPY CLASS HAPPY FAMILY"